Kelas Pranikah : Strategi Penyelesaian Konflik yang Setiap Pasangan Perlu Ketahui
Kelas Pranikah : Strategi Penyelesaian Konflik yang Setiap Pasangan Perlu Ketahui
Secara berkelanjutan saat hubungan dan keadaan terus berevolusi, membicarakan tentang poin-poin yang penting dalam suatu konflik dalam waktu yang sesegera setelah anda dan pasangan merasa tidak selaras dapat membantu masing-masing kembali pada jalur komunikasi yang semestinya. Yaitu seperti saling memahami perspektif satu sama lain, menemukan solusi bersama, dan membangun jembatan pemahaman bersama. Percakapan yang dibangun ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah dan mengurangi konflik yang mungkin terjadi, tapi lebih jauh dari itu bahwa anda dan pasangan telah membangun motor pertumbuhan yang baik dalam hubungan. Berikut ini terdapat beberapa poin kunci dalam penyelesaian konflik yang perlu anda dan pasangan pahami, yaitu:
Berbicara tentang Harapan Satu Sama Lain Dalam Suatu Hubungan
Anda dan pasangan tentu saja berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Setiap keluarga memiliki budaya yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, terdapat harapan yang tidak terucapkan tantang apa yang harus dilakukan oleh anak-anaknya dan kadang-kadang ada pula yang secara terang-terangan diperlihatkan, tapi lebih sering tidak. Ketika dua orang berkomitmen untuk membangun keluarga baru, satu sama lain akan membawa satu set keyakinan bawah sadar tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh pasangan saat membangun kehidupan bersama. Harapan-harapan ini yang akan memicu timbulnya konflik dalam waktu cepat atau lambat. Sebab masing-masing melakukan apa yang terasa normal bagi mereka tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan pasangan. Hal ini terutama untuk pasangan yang secara latar belakang keluarga berbeda dalam berkomunikasi dan menunjukan rasa cinta. Sangat penting untuk saling memiliki kesadaran diri tentang keyakinan-keyakinan yang terbawa dari keluarga serta menyadari bahwa sebagian harapan adalah produk dari bentukan keluarga dari pengalaman sebelumnya dan tentu saja hal tersebut tidak selalu benar.
Salah satu cara agar setiap harapan tidak bergesekan satu sama lain ialah dengan mengkomunikasikannya secara terbuka dan jujur. Hal ini tentu saja dapat membantu satu sama lain memiliki perspektif yang lebih luas tentang pasangan, memiliki empati mengapa orang lain berperilaku demikian dan menemukan cara untuk saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dengan demikian secara tidak langsung anda dan pasangan akan membentuk suatu budaya baru dalam keluarga yang sedang dibangun bersama, dan tidak mendupliasi budaya keluarga salah satu pihak.
Membicarakan Tentang Gaya Komunikasi
Setiap pasangan wajib untuk membicarakan tentang bagaimana cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ketika seseorang tidak mengetahui cara untuk masuk ke dalam pembicaraan yang efektif maka sangat sulit untuk menemukan inti dari komunikasi tersebut dan tentu saja akan mengarah pada salah persepsi. Sehingga ketika ada suatu topik permasalahan maka yang muncul lebih sering pada energi-energi yang negatif. Dan justru satu sama lain akan berfokus pada cara berbicara bukan pada masalah itu sendiri. Maka sangat penting untuk mengenal gaya komunikasi satu sama lain dan saling merubah pola komunikasi yang ada jika memang itu diperlukan. Hal pertama untuk belajar bagaimana berkomunikasi ialah dengan belajar mendengarkan. Karena banyak orang ingin didengarkan namun lupa untuk rendah hati dalam mendengarkan. Perlu disadari bahwa ini adalah suatu ketrampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang, sehingga tidak perlu merasa putus bila anda masih belum menemukan gaya komunikasi yang pas dalam hubungan.
Lebih jauh lagi, setiap orang memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda bergitu pula dalam berkomunikasi. Ada orang yang menentang adanya konflik karena percaya jika tidak bertengkar maka hubungan akan tetap baik-baik saja. Tentu saja pasangan yang demikian akan menghindari komunikasi yang intens dan tidak komunikatif. Namun sebaliknya, ada pula orang yang berasal dari keluarga yang memiliki intensitas konflik yang tinggi dan gaya komunikasinya juga agresif yang sudah dianggap normal. Dan ada pula seseorang yang berasal dari keluarga yang mana hal-hal tidak ditangani secara komunikasi namun langsung melalui perilaku. Hal ini tentu baik namun disatu sisi menjadi sumber frustasi tersendiri ketika pasangannya tidak memahami maksud baik yang telah dilakukan. Sehingga dapat dikatakan komunikasi itu perlu karena tanpa dikomunikasikan maka orang kadang tidak memahami apa yang dimaksud dan tentu saja yang tidak kalah penting ialah bagaimana cara komunikasi yang efektif.
Membicarakan Tentang Pola Kerjasama
Jangan dibayangkan yang dinamakan kerjasama hanya ada pada pekerjaan atau suatu kelompok. Dalam hubungan juga ada yang dinamakan kerjasama atau yang bisa disebut dengan keterhubungan. Coba ingat-ingat ketika anda masih pada pacaran, hubungan romantis yang terjalin membuat anda dan pasangan merasa terhubung satu sama lain, sehingga tahu apa yang bisa membuat satu sama lain merasa senang. Ketika anda memasuki komitmen yang lebih serius untuk membangun kehidupan bersama dengan pasangan maka satu sama lain perlu meluangkan waktu, energi untuk mempertahankan kerjasama untuk kehidupan selanjutnya. Dalam pernikahan tentu akan banyak pekerjaan yang tidak ada hentinya, seperti membersihkan rumah, menyiapkan makanan, mengelola keuangan, mengurus mobil atau pekarangan yang mulai terbengkalai, dsb. Belum lagi jika sudah memiliki anak dan bisa dibayangkan waktu 24 jam rasanya seperti sangat kurang untuk membereskan itu semua. Tentu hal ini tidak bisa menjadi tugas salah satu pihak, tapi masing-masing perlu mengerjakan tanggung jawab masing-masing secara adil. Oleh karena itu penting sekali untuk memiliki teamwork yang baik dengan pasangan.
Dalam perjalanannya tentu saja dalam membangun kerjasama yang baik akan ada hambatan, terlebih ketika salah satu merasa tanggung jawab dirasa lebih berat dibandingkan dengan yang lain. Dan dari situ mulai muncul perasaan dan pemikiran bahwa pasangan tidak cukup berkontribusi dalam menjaga keseimbangan keluarga. Harapan atau rasa kecewa yang muncul tentu saja perlu segera dikomunikasi terkait beban yang dirasakan. Satu sama lain pasti akan merasa kalau apa yang telah dikerjakan lebih banyak dibandingkan yang lain, namun kembali lagi yang dinamakan teamwork pasti ada dinamika yang perlu disesuaikan kembali di setiap waktu sehingga keseimbangan akan tetap terjalin.
Membicarakan Tentang Uang
Hampir sebagian besar pasangan memiliki konflik tentang uang, baik itu muncul secara cepat atau lambat. Tentu saja hal ini tidak bisa dihindari karena persoalan uang akan berbeda di setiap orangnya. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda tentang uang, bagaimana cara mengelolanya dan harapan-harapan yang berbeda pula. Dan hampir di setiap hubungan salah satu orang memiliki pendekatan yang konservatif terhadap uang seperti menabung dan sebaliknya ada yang lebih liberal yaitu dengan melakukan pemborosan. Sekali lagi hal ini adalah sesuatu yang normal. Dengan demikian maka perlu dibangun suatu jembatan dan membangun kesepakatan bersama seputar keuangan yang menjadi baik bagi kedua belah pihak. Sebab bila tidak segera menemukan suatu jembatan yang cocok maka hal ini akan menjadi sumber pertengkaran. Pendekatan penyelesaian konflik yang konstruktif tentu saja sangat membantu karena keuangan merupakan salah satu hal vital dalam menopang keberlangsung kehidupan keluarga.
Membicarakan Tentang Seks
Seksualitas merupakan topik sensitif lain bagi sebagian besar pasangan. Dalam hubungan jangka panjang, sebagian besar pasangan akan mengalami pasang surut dalam kehidupan ranjang mereka. Terkadang, satu sama lain menjadi terputus secara seksual ketika mereka memiliki konflik yang belum terselesaikan atau ada kebutuhan secara emosional yang tidak terpenuhi oleh pasangan, terlebih berkaitan tentang seks. Sebagian besar hal ini dialami oleh wanita. Disisi lain, kondisi kehidupan yang penuh dengan stressor baik itu dari pekerjaan maupun anak membuat kesulitan dalam membagi waktu serta energi untuk kehidupan seks yang sehat.
Meskipun fase tersebut merupakan sesuatu yang wajar untuk semua pasangan yaitu mengalami penurunan gairah seksual, namun hal tersebut bila tidak segera terselesaikan maka akan mengikis pondasi dari rasa keterhubungan satu sama lain. Bisa dikatakan hanya menjadi teman sekamar tapi bukan menjadi pasangan yang hangat. Sebab seksualitas sangat terkait dengan kebutuhan akan kelekatan, citra tubuh, penghargaan diri, dsb. Sehingga akan menjadi sensitif ketika kondisi hubungan yang kering ini tidak segera diselesaikan secara kepala yang dingin. Pembicaraan soal seks akan menjadi terasa sangat tegang, tidak nyaman dan bahkan bisa berujung menyakitkan. Banyak pasangan yang merasa topik permbahasan ini lebih baik dihindari dengan asal melakukannya begitu saja, dan tentu saja itu tidak menyelesaikan masalah. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap pasangan untuk berbicara satu sama lain tentang bagaimana perasaan mereka tentang kehidupan seks yang dinginkan. Dengan demikian dapat membuat konektifitas yang kuat dan hangat muncul kembali di ranjang.
Demikianlah hal-hal yang mulai bisa anda dan pasangan lakukan dalam mengatur strategi penyelesaian konflik yang ada. Semoga artikel ini bermanfaat dan apabila ada hal yang ingin ditanyakan atau ingin dikonsultasikan maka segera hubungan kontak person kami di kelasnikah.com